Sugiri Pertahankan Insentif Guru Diniyah, Pejuang Tanpa Tanda Jasa
Komentar

Sugiri Pertahankan Insentif Guru Diniyah, Pejuang Tanpa Tanda Jasa

Komentar

Terkini.id, Ponorogo – Bupati Sugiri Sancoko memutuskan untuk mempertahankan insentif bagi para guru Diniyah. Hal ini diungkapnya ketika melantik pengurus DPAC Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT) di Pendopo Agung Ponorogo, Sabtu 13 Maret 2021.

Guru Diniyah benar – benar merupakan  guru tanpa tanda jasa. Keikhlasan mereka dalam mengabdi mengajarkan ilmu agama kepada anak – anak tidak bisa dipungkiri. Tidak jarang guru Diniyah serba kekurangan dalam hal material.

Insentif berapa pun jumlahnya selalu disyukuri oleh para guru Diniyah. Tahun sebelumnya, besaran insentif masing – masing guru adalah 100 Ribu Rupiah per bulan, dengan catatan belum semua guru Diniyah ikut terdaftar. Sugiri sebenarnya ingin meningkatkan besaran insentif, namun terkendala refocusing anggaran karena pandemi Covid-19.

“Saya pertahankan, setidaknya ini bisa sedikit membantu guru Diniyah yang tidak kenal lelah membimbing anak – anak kita. Rencananya mau kami tambah, tetapi masih refocusing anggaran. Mungkin nanti bisa kita coba carikan jalan lain,” kata Sugiri Sancoko.

Sementara itu, Ketua DPC FKDT Ahmad Syafi’i SJ, mengatakan bahwa guru – guru Diniyah melihat komitmen yang kuat dalam diri Bupati, komitmen untuk memberikan perhatian yang lebih. Namun dirinya juga menyadari situasi pandemi Covid-19 yang sedang melanda.

Baca Juga

“Kami telah lihat keinginan hati Bupati untuk memberikan lebih, namun tentu ini akan dikalkulasi lagi dengan situasi dan kondisi refocusing anggaran. Kami paham dan yang terpenting adalah komitmen Bupati untuk menyejahterakan guru Diniyah itu ada,” ujar Ketua DPC FKDT.

Dosen INSURI itu mengingatkan guru Diniyah untuk tidak menjadikan insentif sebagai motivasi utama. “Ada insentif ya kita syukuri, tapi jangan sampai ini mengubah motivasi kita dan mentalitas pejuang kita. Menjadi guru Diniyah adalah jalan kita untuk mendekat kepada Allah,” tegasnya.

Ke depannya, guru Diniyah berharap bisa lebih bersinergi dengan Pemkab. Guru Diniyah lebih bersemangat apabila digandeng untuk membangun Ponorogo. “Untuk mewujudkan Ponorogo yang hebat dan bermartabat perlu kolaborasi antara semua elemen. Kontribusi guru Diniyah itu riil di tengah masyarakat, dengan gotong royong, kami lebih bersemangat dalam berjuang,” pungkas Ahmad Syafi’i.

Di Ponorogo, ada sekitar 9.000 guru Diniyah. Guru – guru tersebut mengajar sekitar 60.000 santri. Dengan pengabdiannya, Diniyah secara nyata ikut sumbangsih dalam pembangunan indeks manusia / IPM. (bid)